Perwira TNI AL Di keroyok 15 Orang di Terminal Arjosari, Malang

Perwira TNI AL Dikeroyok 15 Orang di Terminal Arjosari

Letnan Dua (Letda) Abu Yamin, perwira aktif TNI Angkatan Laut, menjadi korban pengeroyokan brutal oleh sekelompok juru panggil penumpang (jupang) di kawasan Terminal Arjosari. Pengeroyokan ini terjadi setelah Letda Abu Yamin menegur jupang yang memalak sopir bus, memicu ketegangan yang kemudian meletup menjadi kekerasan fisik.


🔍 Kronologi Kejadian

  • Insiden berlangsung sekitar pukul 18.37 WIB, awalnya sebagai adu mulut karena teguran Letda Yamin kepada calo yang di duga menarik biaya ilegal dari sopir bus trayek Surabaya–Malang.

  • Teguran tersebut memicu kemarahan sekelompok jupang, yang kemudian mengeroyok korban secara brutal. Mereka menyerang menggunakan benda tumpul, menyeret dan memukuli korban berkali-kali, hingga membuatnya pingsan.


🏥 Kondisi Korban dan Penanganan Medis

  • Letda Abu Yamin mengalami luka parah:

    • Robekan dan memar di wajah serta kepala, termasuk mata yang bengkak.

    • Patah pada jari tangan kiri (ruas ketiga dan keempat), di pasangi pen dan mengalami pendarahan internal.

  • Ia menjalani operasi intensif selama hampir 6 jam di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, di tangani oleh tim dokter ahli ortopedi, bedah saraf, dan bedah plastik.

  • Saat ini korban dalam tahap pemulihan; bengkak mulai surut dan sudah bisa membuka mata meski masih dalam pengawasan medis intensif.


👮 Penanganan Hukum dan Tindakan Kepolisian

  • Kepolisian dan Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) menangkap tiga orang pelaku—Ahmad Maulana (31), Roni Sejati (25), Nurul Hudi (29)—semuanya jupang terminal.

  • Masih ada sejumlah pelaku lain, antara 10 sampai 15 orang, dalam daftar pencarian oleh aparat gabungan TNI–Polri.

  • TNI AL menyatakan akan mendukung penuh proses hukum agar pelaku di tindak tegas demi memberi efek jera dan menjaga rasa aman masyarakat.


🏛️ Reaksi Resmi & Implikasi

  • Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati, menyatakan pengeroyokan terjadi sangat cepat, melibatkan jupang resmi maupun liar.

  • Kadispenal TNI AL, Laksamana Pertama TNI Tunggul, menegaskan bahwa motif masih di selidiki; namun insiden ini menegaskan komitmen presiden untuk menumpas premanisme di fasilitas publik


🧭 Dampak dan Langkah Kedepan

  • Kejadian ini memicu kekhawatiran publik dan muncul tagar #LawanPremanArjosari, mendorong aspirasi publik agar terminal bebas dari kekerasan premanisme

  • Dorongan perbaikan sistem meliputi:

    • Sertifikasi dan pengawasan ketat terhadap jupang jalanan.

    • Pemasangan CCTV dan patroli rutin,

    • Penataan sarana terminal agar memberi rasa aman bagi penumpang dan pegawai.

  • TNI Polri juga berencana memperkuat kerjasama dalam mengawasi keamanan fasilitas umum, khususnya terminal, untuk mencegah insiden serupa di masa depan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *