Masyarakat adat Baduy, yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, sering menjadi korban gigitan ular tanah berbisa (Calloselasma rhodostoma) saat membuka lahan pertanian di hutan. Dalam rentang Januari hingga pertengahan Agustus 2025, setidaknya tujuh warga meninggal dunia karena keterlambatan penanganan medis.
Kasus gigitan ular tidak jarang terjadi setiap musim hujan. Seperti di laporkan, dalam periode beberapa bulan saja, belasan warga Baduy menjadi korban, termasuk mereka yang kondisinya sangat parah hingga tangan menghitam dan membusuk.
Peran Relawan dan Fasilitas Darurat
Kelompok Sahabat Relawan Indonesia (SRI) bergerak cepat dalam memberikan pertolongan kepada korban, bekerja sama dengan puskesmas Cirinten dan Cisimeut, serta mengoperasikan pos klinik siaga 24 jam lengkap dengan tenaga medis, ambulan, dan evakuasi gratis ke RSUD Banten.
SRI menyampaikan pentingnya pelaporan cepat kepada petugas medis agar korban bisa segera di tangani. Hal ini menjadi penentu hidup dan mati karena keterlambatan penanganan sering berujung fatal.
Tuntutan Warga Baduy kepada Pemerintah
Selama ritual Seba Baduy pada Mei 2025, sebanyak 1.769 warga Baduy secara simbolis menyampaikan permintaan kepada Gubernur Banten, meminta agar serum anti-bisa ular (ABU) tersedia di fasilitas kesehatan terdekat—khususnya puskesmas.
Gubernur Andra Soni segera merespons dengan menginstruksikan Dinas Kesehatan Provinsi Banten untuk memastikan ketersediaan ABU, termasuk di RSUD Banten, sekaligus memperkuat layanan kesehatan seperti rawat inap di puskesmas.
Sayangnya, kekurangan pasokan ABU menjadi kendala, karena stok kosong dan keterbatasan produksi—ministerial menyebut baru bisa di penuhi sekitar Juni–Juli 2025.
Ringkasan = Penyelamat Instan bagi Warga Baduy
Komponen Penyelamatan | Isi |
---|---|
Relawan dan Fasilitas Darurat | SRI siaga 24 jam, puskesmas lokal, evakuasi gratis ke RSUD Banten. |
Fasilitas Kesehatan Formal | Instruksi gubernur agar ABU tersedia di puskesmas & RSUD. |
Tantangan Logistik | Stok ABU terbatas, pengadaan baru kemungkinan tersedia Juni–Juli. |
Deteksi Dini & Edukasi | Dorongan agar warga melapor cepat ke petugas medis. |
Kesimpulan
Kini, warga Baduy punya “penyelamat” nyata dari gigitan ular berbisa—baik dalam bentuk respon cepat oleh relawan maupun dukungan pemerintah melalui penyediaan ABU dan fasilitas medis. Meskipun tantangan seperti stok obat masih ada, langkah koordinatif ini menjadi lompatan penting dalam melindungi masyarakat adat yang rentan.