Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,3 mengguncang wilayah Sabang, Aceh, pada Senin dini hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa gempa terjadi pada pukul 02.41 WIB dan berpusat di laut, sekitar 42 kilometer barat laut Sabang, dengan kedalaman 10 kilometer.
Meski tidak berpotensi tsunami, gempa yang terjadi cukup dangkal ini di rasakan kuat di sejumlah wilayah, termasuk Banda Aceh, Lhokseumawe, hingga sebagian wilayah Pidie. Warga yang sedang beristirahat sempat panik dan berhamburan keluar rumah.
“Kami langsung keluar rumah saat merasakan getarannya. Lantai dan dinding terasa bergoyang kuat selama beberapa detik,” ujar Rahma, warga Sabang yang di temui pasca-gempa.
BMKG menyatakan gempa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di zona subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.
“Hingga saat ini belum ada laporan resmi terkait kerusakan bangunan atau korban jiwa. Namun, tim kami bersama BPBD dan TNI/Polri masih melakukan pemantauan dan pendataan di lapangan,” ujar Dwikorita dalam keterangan pers.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sabang menyebut beberapa bangunan mengalami retak ringan, terutama di wilayah pesisir. Sementara itu, layanan listrik dan komunikasi di sebagian wilayah sempat terganggu selama beberapa menit usai gempa.
Pemerintah Kota Sabang telah menginstruksikan semua pihak untuk siaga dan mengaktifkan posko tanggap darurat. Masyarakat juga di imbau tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi dan selalu merujuk pada sumber resmi seperti BMKG dan BNPB.
Gempa ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana, khususnya di wilayah Aceh yang termasuk zona rawan gempa dan tsunami. Pemerintah daerah juga berkomitmen untuk terus meningkatkan edukasi kebencanaan dan mitigasi risiko di tengah masyarakat.