Dua Warga Semarang Meninggal Akibat DBD, Pemkot Tingkatkan Deteksi Dini

Dua Warga Semarang Meninggal Akibat DBD

Dua warga Kota Semarang di laporkan meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga April 2025. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan di bandingkan tahun sebelumnya, di mana tercatat 16 kematian akibat DBD, pemerintah kota tetap meningkatkan kewaspadaan dan upaya pencegahan. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengimplementasikan sistem deteksi dini berbasis data yang di namakan CKRAWALA BUANA (Analisis Situasi Kesehatan Masyarakat dengan Sistem Kerentanan Wilayah Kesehatan Berbasis Analitik Data Pelayanan). Sistem ini mengintegrasikan data kesehatan dan informasi cuaca untuk memetakan risiko DBD serta memperkuat respons deteksi dini dan intervensi di wilayah yang paling rentan.

Masyarakat di imbau untuk tetap waspada, terutama di daerah dengan kepadatan penduduk tinggi dan angka bebas jentik (ABJ) yang rendah. Langkah-langkah pencegahan seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemantauan jentik nyamuk (PJN) secara rutin sangat di anjurkan untuk menekan penyebaran DBD.

Dengan upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat, di harapkan kasus DBD di Kota Semarang dapat terus di tekan dan tidak menimbulkan korban jiwa lebih lanjut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *