BPBD Catat 3.023 Warga Masih Mengungsi Akibat Bencana di Sukabumi

Bencana di Sukabumi

Hingga kini, sebanyak 3.023 warga Sukabumi di laporkan masih mengungsi akibat bencana alam yang melanda wilayah tersebut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi mencatat bahwa peristiwa ini di sebabkan oleh tanah longsor dan banjir yang terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan itu dalam beberapa hari terakhir.

Bencana ini memengaruhi sejumlah kecamatan di Sukabumi, dengan dampak terparah di rasakan di wilayah yang memiliki topografi rawan longsor dan sistem drainase yang buruk. Selain kerusakan material, bencana ini juga menimbulkan dampak sosial yang signifikan, terutama bagi para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal dan akses kebutuhan dasar.

Kronologi Bencana

Hujan dengan intensitas tinggi mulai mengguyur Sukabumi sejak akhir pekan lalu, menyebabkan sungai-sungai meluap dan memicu longsor di daerah perbukitan. Menurut BPBD, setidaknya 10 desa di lima kecamatan terdampak bencana ini. Selain kerusakan rumah, akses jalan utama di beberapa lokasi juga terputus akibat tumpukan material longsor.

Hingga saat ini, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus bekerja untuk membuka akses jalan dan mengevakuasi warga yang terisolasi.

Kondisi Pengungsi

Para pengungsi tersebar di sejumlah posko darurat yang di dirikan oleh pemerintah daerah dan relawan. Banyak dari mereka adalah kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil.
BPBD Sukabumi melaporkan bahwa kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan selimut masih menjadi prioritas utama. Namun, ketersediaan fasilitas sanitasi yang memadai dan layanan kesehatan menjadi tantangan di beberapa posko.

Salah satu pengungsi, Yani (35), mengungkapkan rasa syukurnya karena dapat selamat dari longsor yang merusak rumahnya. “Kami hanya bisa membawa barang seadanya. Sekarang kami berharap pemerintah dapat membantu kami untuk segera membangun kembali kehidupan,” katanya.

Dampak Kerusakan

  1. Kerusakan Infrastruktur:
    • 100+ rumah rusak: Terdiri dari rumah yang rusak berat, sedang, dan ringan.
    • Jalan rusak: Beberapa jalan desa tertutup longsor dan membutuhkan waktu untuk di bersihkan.
    • Akses listrik terganggu: Beberapa wilayah masih mengalami pemadaman listrik.
  2. Kerugian Ekonomi:
    Banyak warga yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian kehilangan ladang dan hasil panen. Kerugian ekonomi di perkirakan mencapai miliaran rupiah.

Tindakan Pemerintah

Pemerintah daerah bersama BPBD telah menetapkan status tanggap darurat untuk mempercepat proses penanganan bencana. Beberapa langkah yang telah di lakukan meliputi:

  • Distribusi bantuan logistik: Bantuan berupa makanan siap saji, air bersih, pakaian, dan perlengkapan bayi terus di distribusikan.
  • Evakuasi korban: Tim penyelamat bekerja 24 jam untuk mengevakuasi warga dari daerah rawan longsor.
  • Pemulihan infrastruktur: Alat berat telah di kerahkan untuk membuka akses jalan dan membersihkan material longsor.

Tantangan dan Harapan

Meskipun upaya tanggap darurat telah di lakukan, tantangan besar masih menghadang, termasuk pemulihan psikososial para pengungsi, terutama anak-anak yang mengalami trauma. Selain itu, pemerintah di harapkan dapat segera merelokasi warga yang rumahnya hancur ke tempat yang lebih aman untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *