Fenomena Tanah Bergerak di Purwakarta: Apa yang Terjadi?

Fenomena Tanah Bergerak di Purwakarta

Fenomena tanah bergerak terdeteksi di Kampung Cigintung dan Sukamulya, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Purwakarta. Pemantauan Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut pergerakan aktif sejak 20 April 2025, dengan beberapa fase signifikan pada 23 April, 19 Mei, dan puncaknya 11 Juni 2025 ketika sejumlah rumah ambruk

Penyebab Utama
Teridentifikasi adanya kombinasi faktor: kondisi geologi berupa lapisan tanah lempung licin di bawah material poros, lereng curam antara 13–23°, dan curah hujan tinggi yang menyebabkan jenuh air


📉 Dampak Luas dan Korban

  • Bangunan rusak: sekitar 48–72 rumah mengalami kerusakan, dengan 25–52 rumah rusak berat dan sejumlah fasilitas umum terdampak seperti jalan dan masjid

  • Warga terdampak: sekitar 250 jiwa atau 83–86 KK mengungsi ke posko dan rumah keluarga; ada pula yang tinggal di kantor desa/GOR

  • Makam terpindahkan: puluhan makam ikut terbawa pergeseran tanah, beberapa telah di pindahkan sejauh ~30 m


🚨 Respons dan Penanganan

  • Status tanggap darurat: di tetapkan oleh Pemkab Purwakarta sejak 16 Juni hingga 1 Juli 2025, meliputi evakuasi dan penutupan akses sekitar daerah terdampak

  • Evakuasi & bantuan: BPBD Purwakarta dan Provinsi mengevakuasi warga ke lokasi aman, menyalurkan logistik, mendirikan dapur umum, serta layanan kesehatan

  • Relokasi Hunian: Pemerintah memutuskan merelokasi 83–86 KK dengan dukungan Kemenko PMK, BNPB, Kemensos, PVMBG, dan PU—termasuk bantuan Rp10 juta per KK untuk hunian sementara

  • Pemantauan Infrastruktur: Jasa Marga memonitor kondisi Tol Cipularang, memastikan aman meski hanya berjarak <1 km dari area terdampak


🛠️ Analisis & Upaya Mitigasi

  • Kajian Geologi Intensif: Badan Geologi menurunkan tim untuk pemetaan, pemantauan lewat drone, dan membatasi area rawan pergerakan

  • Mitigasi Teknis: Peningkatan vegetasi, perbaikan sistem drainase, relokasi prasarana vital, dan pendirian infrastruktur tahan bencana di wilayah bergelombang .

Fenomena tanah bergerak di Purwakarta bukan kejadian sporadis—melainkan peristiwa kompleks akibat geologi dan cuaca ekstrem Berulang sejak April 2025, dampaknya sangat luas (rumah hancur, makam tergeser, ratusan pengungsi). Pemerintah merespons cepat dengan status tanggap darurat, relokasi warga, dan pemantauan infrastruktur kritis. Fokus sekarang bergeser ke mitigasi jangka panjang dan penyusunan zona aman untuk mencegah kasus serupa di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *